Review Drama Life
Rumah sakit Sangkook adalah rumah sakit universitas di bawah grup konglomerasi Hwajeong. Sebagai bagian dari perusahaan, manajemen rumah sakit pun kemudian hendak dirubah seperti halnya manajemen perusahaan yang bisa menghasilkan laba.
Untuk itu, ditugaskan Presdir baru, Gu Seung-hyo (Jo Seung-woo) yang pintar, logis dan efesien. Berkat kemampuannya, dia mampu mencapai karirnya sekarang di usia yang masih muda, meski bukan berasal dari keluarga konglomerat.
Latar belakangnya yang bukan dari dunia medis, alih-alih berpengalaman di perusahaan profit, tak urung membuatnya melihat rumah sakit sebagai bisnis yang juga harus menghasilkan untung.
Hal yang kemudian ditentang oleh para dokter dan staf rumah sakit yang selama ini merasa bahwa rumah sakit itu adalah institusi kemanusiaan yang tak seharusnya memikirkan hal-hal seperti itu.
Hal yang membuat Gu sinis. Kenyataannya, para dokter itu kadang agak munafik, karena sebenarnya selama ini tetap memikirkan keuntungan finansial juga.
Bersamaan dengan kepindahan Gu, direktur rumah sakit yang dicintai semua orang, Lee Bo-hun, tiba-tiba meninggal karena jatuh dari atap ketika sedang minum bareng di rumah wakil direkturnya, Kim Tae-sang.
Kematian Pak Lee menimbulkan berbagai prasangka, apakah murni kecelakaan atau bunuh diri? Apalagi kemudian diketahui kalau ada aliran dana mencurigakan ke rekening pribadi Pak Lee.
Orang-orang di sekitarnya pun mulai kasak-kusuk, apa sebenarnya yang mendorong Pak Lee jika ia bunuh diri?
Dengan kematian Pak Lee, rumah sakit kemudian sibuk mencari siapa pengganti direktur. Masing-masing punya ambisinya sendiri. Ada Kim Tae-sang (Moon Sung-Geun), si wakil direktur.
Lee Sang-yeob, dokter ahli kanker, Oh Se-hwa (Moon So-ri) kepala bagian Ob-gyn dan Joo Moon-kyung (Yoo Jae-Myung), dokter bedah yang dikenal paling dekat dengan almarhum Pak Lee, tapi diasingkan rekan-rekan kerjanya karena bukan dari almamater yang sama.
Di sisi lain, para dokter ini juga mulai risih dengan kebijakan-kebijakan baru Gu yang sangat berorientasi bisnis dan berusaha keras untuk menyingkirkan Gu. Terutama Jin-woo yang sangat tidak setuju dengan ide-ide Gu.
Ye Jin-woo ( Lee Dong-wook) adalah dokter yang merasa paling kehilangan Pak Lee karena hubungan mereka yang seperti ayah-anak. Ia adalah dokter bagian UGD yang agak naif, menganggap bahwa tugas utama dokter adalah menyelamatkan manusia, tak peduli apakah mampu membayar atau tidak.
Ia banyak menerima pasien tunawisma, yang tak hanya membuat departemennya sering rugi, tapi juga menyebabkan para tenaga medis kelelahan karena bekerja overtime.
Jin-woo tinggal dengan adiknya, Ye Seon-woo (Lee Kyu-Hyung) yang lumpuh karena kecelakaan ketika kecil bersama ayahnya yang kemudian meninggal.
Ia pernah menganggap adiknya adalah beban, apalagi ibunya yang kemudian harus bekerja keras sendirian. Karena itu, ia kemudian memiliki masalah psikologis, sering memunculkan sosok adik khayalannya yang tidak lumpuh.
Satu-satunya orang yang positif melihat kedatangan Gu adalah Lee No-eul (Won Jin-a), dokter anak, teman baik Jin-woo.
No-eul melihat bahwa ide Gu tak sepenuhnya salah, dan mungkin malah bisa membawa pembaharuan di rumah sakit. Ia pula satu-satunya orang yang melihat Gu sebagai sosok yang sebenarnya sangat manusiawi dan kemudian diam-diam menyukainya.
Gu sebenarnya memang bukan orang jahat. Ia bekerja sesuai dengan tugasnya, dan dengan kemampuannya justru berusaha melindungi rumah sakit dari keserakahan dirut Hwajoeng, Cho (Jung Moo-sung) yang tamak.
Hmmm… yah begitulah. Sebenarnya kalau diringkas, cerita drama ini bisa dibilang tak terlalu rumit, tapi entah kenapa, menontonnya cukup melelahkan. Jujur, sejak awal saya berharap cukup banyak dengan drama ini dan jauh-jauh hari sudah tak sabar ingin saya tonton. Pertama tentu tahu lah alasannya kan?
Yups, karena Jo Seung-woo tentu saja, hehe. Apalagi, ini adalah reuninya dengan penulis Lee Soo-yeon, penulis drama terakhirnya, Secret Forest yang menuai banyak pujian itu.
Tapi well, sebenarnya sejak awal saya juga agak kuatir sih. Belajar dari pengalaman, kesuksesan pertama seringkali tidak diikuti dengan kesuksesan berikutnya.
Apalagi drama Secret Forest ini katanya adalah debutnya LSY. Debut pertama yang sukses besar itu justru kadang jadi beban atau malah kutukan bagi penulis. Ditambah lagi, durasi pembuatan drama ini dengan drama sebelumnya juga menurut saya terlalu dekat.
Bukan apa-apa, menurut saya proses kreatif itu butuh waktu. Satu tahun itu relatif pendek. Kekuatiran saya yang lain, kalau-kalau karena LSY ini mendadak sukses, terus mungkin punya nilai jual yang tinggi sehingga cepat-cepat dilirik pasar dan hal seperti ini kadang yang membuat orang-orang kreatif kehilangan idealismenya.
Dan yah kekhawatiran saya ternyata terbukti ketika drama ini mulai tayang dan ternyata cukup banyak yang mengkritik.
Pertama, ceritanya yang katanya membingungkan. Jauh beda sama Secret Forest yang begitu solid. Romance-nya katanya agak dipaksakan. Karakternya juga banyak yang nggak jelas.
Dari segi akting, Lee Dong-wook juga mendapat banyak kritik. Tapi apapun tentang drama ini saya tetap akan menontonnya karena Jo tentu saja, hehe.
Tapi usai nonton drama ini, saya pun setuju dengan kritik-kritik yang saya baca di internet sebelumnya. Di episode pertama atau kedua, saya masih bersemangat mengikuti drama ini.
Tapi episode-episode berikutnya, saya mulai merasa frustrasi dengan jalan ceritanya yang seperti ngalor ngidul. Konfliknya terasa berputar-putar dan ada sub-sub cerita yang nggak terlalu penting disajikan berlama-lama.
Berbeda dengan SF yang ceritanya sangat tight, di drama ini, LSY seperti penulis yang tersendat-sendat membangun cerita.
Kalau saja dia lebih konsisten fokus pada satu cerita, sebenarnya drama ini menurut saya punya potensi yang sama dengan cerita di SF, hanya saja nggak tahu kenapa, dia seperti keteteran.
Hubungan kakak-adik Ye cukup menarik, tapi menurut saya tak perlu mengambil terlalu banyak porsi cerita, demikian juga kenangan Jin-woo pada Pak Lee karena nggak tahu kenapa, saya merasa hubungan mereka nggak sedekat yang dinarasikan.
Lalu konflik perebutan kursi direktur juga menurut saya terlalu bertele-tele. Kematian direktur Lee juga sebenarnya nggak terlalu penting dalam membangun cerita. Dan yah, romancenya juga memang terasa agak-agak kurang smooth.
Yang terasa banget adalah hubungan Jinwoo – Seo-Hyun (Choi Yu-hwa) dimana karakter Seo-Hyun bukan karakter penting di drama ini dan hubungan mereka terasa terlalu ‘mudah’ dengan bumbu adegan yang menjurus ke cheesy ala drama romance yang biasa: pelukan, (hampir) kissing…
Hubungan Gu-No-eul sebenarnya juga terasa agak sedikit dipaksakan awalnya (pertemuannya agak aneh), tapi penyajian romance mereka terasa lebih ‘berkelas’, karena meski hampir tak ada skinshipnya tapi tense-nya justru terasa banget.
Yang tentunya nggak lepas dari kemampuan akting bagus Jo dan Won Jin-a dalam mengekspresikan perasaan hanya dari mimik atau gestur tubuh. Chemistry keduanya juga bagus. Meski Won Jin-a terbilang sebagai aktris pendatang baru, tapi menurut saya ia cukup mampu mengimbangi akting Jo.
Dan yah, saya juga sangat setuju dengan kritikan terkait akting Lee Dong-wook. Nggak tahu, apa akting Lee yang payah atau memang akting aktor lain yang terlalu bagus sehingga rasanya akting dia kebanting banget.
Untuk adegan-adegan biasa sih, aktingnya Lee wajar saja. Tapi begitu adegan yang yang butuh pendalaman emosi, rasanya saya pengin nonjok mukanya karena ekspresinya hampir selalu sama, hehe.
Mau marah, sedih, jengkel…mukanya lempeng kayak patung dengan tatapan blank yang nggak tahu maknanya apa. Ditambah lagi, karakternya Jin-woo juga agak annoying karena terlalu naif dan baperan. Satu nilai plusnya tentu saja karena dia cakep. Dengan baju dokternya Lee yang tubuhnya juga tinggi memang kelihatan gagah.
Di sisi lain, karakter Gu yang dimainkan Jo Seung-woo memang sangat menarik. Karakternya yang logis dan taktis, akan membuat kebanyakan orang salah paham menilai kalau dia itu sosok arogan dan nyebelin.
Tapi di atas itu semua, dia sebenarnya orang baik dan penuh perhitungan. Hanya saja namanya ‘orang dipekerjakan’ tetap saja dia kadang tak punya banyak pilihan dan terpaksa harus melakukan hal-hal yang kadang kurang bisa diterima orang banyak.
Dan di tangan seorang Jo, karakter Gu yang rumit ini diperankan dengan sangat apik. Jo, lagi-lagi menunjukkan aktingnya yang berkelas. Katakanlah saya subyektif karena memang dari dulu ngefans sama dia, tapi menurut saya aktingnya di drama ini benar-benar bagus.
Ekspresinya sangat kaya, bisa berganti hanya dalam hitungan sepersekian detik. Tanpa perlu banyak dialog, hanya melihatnya berdiri diam, menggerakkan mata, bibir atau bagian tubuhnya yang lain, kita sudah bisa ikut menyelami apa yang sedang ia rasakan.
Emosinya terasa begitu real dan dalam. Kemunculannya di layar selalu terasa bernyawa . Bahkan saya baca komen netizen ketika dia pergi dari scene, kekosongannya sangat terasa.
Nggak berlebihan rasanya kalau saya bilang hal terbaik dari drama ini ya melihat aktingnya Jo Seung-woo. Dan saya nggak sendirian kok, karena ketika saya baca komen-komen di internet, nadanya hampir sama.
Katanya banyak yang bertahan ngikutin drama ini demi melihat aktingnya Jo. Bahkan banyak yang kemudian mengharapkan Jo main drama melo atau romance.
Hmm, saya sih juga pengin banget lihat dia akting melo karena saya yakin dia bakal mampu mengaduk-aduk emosi.
Yah, agak disayangkan memang karena akting bagusnya Jo di sini nggak didukung cerita keseluruhan yang bagus.
Tapi dalam sebuah wawancara, Jo mengakui kalau drama ini memang kayak proyek trial error sehingga hasilnya mungkin kurang sempurna, tapi dia nggak nyesal dan tetap merasa bangga kerja di dalamnya.
Dugaan saya sih dia mau main di drama ini ya karena Lee Soo-yeon, yang sepertinya memang cukup dekat dengannya. Jo ini kalau sudah kerja bareng seseorang sepertinya memang langsung punya kedekatan tertentu.
Karakter lain yang cukup menarik menurut saya adalah Oh se-hwa dan didukung juga oleh akting bagusnya Moon So-ri yang juga memang sudah bisa dibilang veteran.
Yoo Jae-Myung juga main bagus seperti biasa, meski karakternya juga agak-agak membingungkan. Cast-cast pendukungnya juga bermain bagus dan solid. Chemistry antar castnya juga terbangun dengan baik.
Chemistry terbaik menurut saya adalah antara presdir Gu & sekretaris Kang (+sopirnya); kemudian Gu & Oh Se-hwa (yang sama-sama materialistis dan bermulut tajam 😀);
Gu & BFF-nya Sun Woo-chang; Jin-woo & Seon-woo; Gu & Seon-woo; Oh Se-hwa & dr Joo; Jin-woo & para dokter (dr Joo, dr Lee); Gu & No-eul..
Overall, bukan drama yang buruk kok dan menurut saya tetap punya kelasnya sendiri dalam dunia K-drama karena ceritanya nggak mainstream. Apalagi ending-nya juga cukup memuaskan.
Saya juga tetap mengapresiasi Lee Soo-yeon dan memaklumi kekurangannya di sini. Penulis, seperti juga pekerjaan kreatif lain kadang tak selalu berhasil. Apalagi, ini baru karya kedua dia dan kita juga tak tahu apa sebenarnya yang terjadi di belakang layar.
Dari drama ini kita juga jadi tahu gambaran bagaimana itu manajemen rumah sakit yang selama ini dipahami sebagai institusi kemanusiaan dan sisi-sisi yang agak gelap dari para dokter.
Dan mungkin seperti judulnya juga, Life, drama ini ingin menggambarkan bagaimana tokoh-tokohnya menjalani hidupnya.
Cast:
Lee Dong-wook – Ye Jin-woo
Jo Seung-woo – Koo Seung-hyo
Won Jin-A – Lee No-eul
Lee Kyu-Hyung – Ye Sun-woo
Yoo Jae-Myung – Joo Kyung-moon
Moon So-ri – Oh Se-hwa
Moon Sung-Geun – Kim Tae-Sang
Jung Moon-sung – Jo Nam-hyeong
Tae In-ho – Sun Woo-chang
Yum Hye-ran – Kang Kyung-A
Choi Yu-hwa – Choi Seo-Hyun
Eom Hyo-Seop – Lee Sang-Yeob
Kim Won-hae – Lee Dong-Soo
Judul: Life/ Laipeu
Sutradara: Hong Jong-chan
Penulis: Lee Soo-yeon
Tayang: JTBC, 23 Juli – 11 September 2018
Episodes: 16
Negara/ Bahasa : Korea Selatan/ Korea
.